Balai POM di Mamuju Beri Tips Pilih Pangan Aman, Pastikan Bebas Tiga Cemaran Ini!

waktu baca 2 menit
Kepala Balai POM di Mamuju, Suliyanto saat menjelaskan keamanan pangan dalam dialog "Pangan Jajajan Aman untuk Anak Indonesia" yang dilaksanakan TVRI Sulbar, Selasa 23 Juli.

Mamuju – Balai POM di Mamuju mengimbau masyarakat agar jeli saat membeli atau mengonsumsi suatu makanan.

Banyak sekali jenis makanan yang dijajakan secara luas. Olehnya, perlu ketelitian guna memastikan makanan itu aman dikonsumsi.

Kepala Balai POM di Mamuju, Suliyanto menjelaskan, salah satu ciri makanan aman konsumsi harus bebas dari tiga cemaran. Masing-masing cemaran kimia, mikrobiologi, dan cemaran fisik.

Cemaran kimia, kata Suliyanto, makanan harus bebas dari bahan kimia berbahaya. Misalnya bahan pengawet formalin dan boraks, pewarna makanan rhodamin B dan metanil yellow.

Cara mengidentifikasinya beragam. Pengawet berbahaya bisa diketahui melalui pengecekan sederhana. Aroma pangan tidak seperti makanan pada umumnya. Cenderung menyengat dan berbau bahan kimia. Lalat pun enggan menghinggapi atau mengerumuninya.

Sementara makanan yang menggunakan pewarna berbahaya, warnanya sangat mencolok. Suliyanto mencontohnya, kerupuk yang menggunakan bahan pewarna makanan dan bahan berbahaya sangat kontras perbedaannya.

Setelah melalui proses pengolahan dan pewarnaan, warna pangan yang menggunakan pewarna makanan akan cederung pudar. Warna di kedua sisi pun berbeda setelah penjemuran.

“Berbeda ketika menggunakan pewarna berbahaya. Warna pangan itu sangat mencolok, terang. Misalnya pakai rhodamin B, dikasih sedikit saja, warna merahnya itu langsung ngejreng. Selain warnanya terang, ada bintik-bintik di permukaan kerupuknya,” ungkap Suliyanto ketika menjadi narasumber dialog di TVRI, siang tadi.

Adapun cemaran mikroba, makanan yang hendak dikonsumsi harus dalam kondisi baik. Tidak basi, apalagi busuk akibat kandungan bakteri.

Menurut Suliyanto, kandungan mikroba itu dipengaruh beragam faktor. Salah satunya tidak higiene-nya sanitasi pengolahan makanan.

“Sehingga, makanan itu jadi tidak bersih. Kalau tidak bersih, bakteri ada di situ jadi cepat busuk,” ungkapnya.

Khusus cemaran fisik, masyarakat perlu mengecek kondisi makanan itu secara kasat mata. Hindari makanan yang mengandung bahan lain di luar komposisi makanan, misalnya rambut, kerikil atau peluru stapler.

“Itu mengindikasi makanan tersebut tidak diolah dengan baik,” beber Suliyanto.

Dengan penjelasan itu, Suliyanto berharap masyarakat lebih cerdas agar dapat mengonsumsi makanan yang aman bagi kesehatan.

“Makanya kalau kita mencari makana aman, harus terbebas dari tiga cemaran itu. Pertama cemaran kimia, kedua cemaran mikrobiologi, dan ketiga cemaran fisik,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *