Strategi Membangun Karakter Siswa dengan Pendekatan Psikoedukasi di SMP Negeri 4 Pati

waktu baca 5 menit
Suasana piket dan pengecekan atribut sekolah peserta didik SMP Negeri 4 Pati.

“Bukan hanya mentaati peraturan, mendisiplinkan siswa dapat membentuk karakter diri untuk masa depan yang akan datang”.

Pendidikan menjadi sebuah proses yang membantu menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, membuat yang tidak tertata menjadi tertata. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan.

Pendidikan berkaitan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan terjadi proses menanamkan dan mengembangkan pada diri siswa pengetahuan tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya di tengah-tengah masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal.

Peserta didik ketika mengikuti psikoedukasi.

Program kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan bagian dari mata kuliah di semester 7 yang wajib dilaksanakan mahasiswa. Dengan adanya kegiatan tersebut yang di lakukan oleh mahasiswa psikologi dari Universitas Muria Kudus (UMK), kami diberi kesempatan untuk terjun secara langsung untuk menangani dan mendampingi anak yang memang melanggar tata tertib sekolah dan juga kami di beri kesempatan untuk menghadapi anak yang memiliki keterlambatan dalam belajar dengan adanya pendampingan dari guru BK di SMP Negeri 4 Pati.

Dalam kegitan ini, mahasiswa psikologi melaksanakan kegiatan dengan mempraktekkan teori yang mereka dapat dari kampus untuk diterapkan atau diberikan ke siswa. Dari kami mulai mengobservasi lingkungan sekolah yang memang memiliki peraturan yang ketat dan disiplin untuk membentuk karakter siswa. Tapi, ada juga hambatan dalam pendidikan seperti pelanggaran tata tertib sekolah  yang dilakukan oleh siswa.

Pelanggaran tata tertib sering sekali dilakukan oleh sebagian siswa, pelanggaran seperti membolos, datang ke sekolah tidak tepat waktu, tawuran, dll. (Marliana & Yani, (2013)). Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal. Di lingkungan sekolah terdapat tata tertib sekolah yang bertujuan untuk menciptakan suasana yang tertib. Khususnya, untuk menciptakan kedisiplinan dan kenyamanan siswa. Sekolah merupakan salah satu tempat untuk membimbing, mendidik, mengarahkan, dan membentuk pribadi seseorang berperilaku yang baik.

Peserta didik saat mengikuti terapi menulis.

Ada beberapa siswa di SMP Negeri 4 Pati melakukan pelanggaran peraturan, seperti tidak memakai atribut lengkap, melakukan tindakan bolos. Tetapi, pihak sekolah memiliki kegiatan untuk mencegah dalam pelanggaran tata tertib seperti ada kegiatan piket di gerbang sekolah untuk mengecek atribut.

Dari kegiatan tersebut guru dapat mengontrol kehadiran siswa dan kedisiplinan siswa dalam berpakaian seragam lengkap dan memang ada punishment bagi anak yang tidak mematuhi tata tertib, contohnya mencatat nama anak yang melanggar tata tertib untuk menulis di buku pelanggaran. Dari kegiatan itu dapat membentuk rasa tanggung jawab dan kedisiplinan siswa pada diri mereka, lalu dapat mengajarkan konsekuensi tidakan yang mereka lakukan.

Selama PKL di SMP Negeri 4 Pati, kami ditempatkan di ruang guru, tetapi melakukan kegiatan dan adminitrasi selama PKL di Ruang BK. Semua kegiatan dan penanganan pada siswa selalu dalam pendampingan dan arahan oleh guru BK. Dalam berkegiatan kami melakukan mengisi materi dari BK dan menggantikan guru. Ada juga kami mengisi dengan materi yang berkaitan dengan psikologi, seperti psikoedukasi bullying, expressive writing, dan ice breaking (bermain game).

Suasana ice breaking.

Mahasiswa PKL menerapkan teknik ekspressive writing agar siswa bisa emosi yang dipendam. Teknik ekspressive writing adalah bentuk terapi menulis dikembangkan terutama oleh James W. Pennebaker di akhir 1980-an. Teknik expressive writing termasuk bagian dari terapi ekspresif yang berfokus pada emosi. Di mana terjadi pelepasan emosi marah melalui tulisan dan dapat meningkatkan pengalaman baru pada individu.

Tak hanya melakukan terapi menulis di sela-sela mengajar juga diterapkan ice breaking agar siswa bisa rileks. Ice breaking berfungsi untuk pemantapan konsep dan kembali masuk ke kondisi alfa. Namun, guru harus berhati-hati memilih ice breaking yang tepat. Artinya jangan sampai ice breaking ini menghabiskan waktu jam pelajaran. Dalam arti ice breaking memang baik untuk pembelajaran, agar peserta didik kembali antusias dalam belajar tetapi tidak juga untuk menghabiskan waktu pembelajaran. (Asmani, 2015)

Dari intervensi psikoedukasi, dan menerapkan exspressive writing  yang dilakukan oleh mahasiswa PKL pada siswa SMP Negeri 4 Pati berdampak siswa dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman diri sendiri, serta meningkatkan kepercayaan diri pada siswa, meningkatkan keterlibatan dalam kegiatan sekolah.

Cek atribut sekolah peserta didik.

Lalu, dari indikator keberhasilan dari melakukan psikoedukasi terhadap siswa, kami berharap siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis untuk menunjukan kemapuan menulis siswa dalam meluapkan emosi pada diri mereka, mengurangi rasa cemas dan dapat menjadi cara untuk merelaksasikan diri siswa. Dan juga kami berusaha mengenalkan yang namanya team work, interaksi antarsiswa dan suasana nyaman dan santai dalam pembelajaran dari pemberian ice breaking di sela-sela pembelajaran berlangsung.

Penulis :

  • Devi Putri Norwiyanti
  • Mutiara Ariftya Anisa
  • Jurusan Psikologi UMK

Referensi :

Harita, A., Laia, B., & Zagoto, S. F. L. (2022). Peranan Guru Bimbingan Konseling Dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Smp Negeri 3 Onolalu Tahun Pelajaran 2021/2022. Counseling For All (Jurnal Bimbingan Dan Konseling), 2(1), 40–52. https://doi.org/10.57094/jubikon.v2i1.375

Marliana, A. D., & Yani, M. T. (2013). Strategi Sekolah Dalam Menangani Pelanggaran Tata Tertib Sekolah Pada Siswa Di SMP Negeri 1 Papar Kediri. Kajian Moral Dan Kewarganegaraa, 1(1), 232–247.

Ningsih, V. N. (2017). Penerapan Teknik Expressive Writing untuk Meningkatkan Pengelolaan Emosi Marah Siswa Kelas X Jurusan Teknik Elektro SMKN 1 Driyorejo (Doctoral dissertation, State University of Surabaya).

Syahruddin, M. M., & Effendy, R. (2022). Penggunaan Ice Breaking dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Muhammadiyah Pinrang. Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Islam20(2), 179-186.

Click it!
Close