Dispusip Fasilitasi Balai Bahasa Lakukan Pendampingan Komunitas Literasi di Mamuju

waktu baca 3 menit
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Mamuju, Fauzan Basir saat memberikan sambutan dalam kegiatan pendampingan komunitas literasi yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Sulsel.

Mamuju – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Mamuju memfasilitasi Balai Bahasa Sulsel dalam melakukan pendampingan komunitas literasi.

Pembinaan itu berupa pemberian materi dan motivasi dalam rangka penguatan komunitas literasi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

Kegiatan itu dibuka langsung Kepala Dispusip Kabupaten Mamuju, Fauzan Basir di Kantor Dispusip Kabupaten Mamuju, Jalan A.P Pettarani, Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Senin 5 Agustus 2024.

Kepala Dispusip Kabupaten Mamuju, Fauzan Basir menjelaskan, meningkatkan minat baca bukan perkara sederhana. Pemerintah daerah tidak bisa menyelesaikan persoalan itu seorang diri.

Sehingga, kata Fauzan, pemerintah sangat mengharapkan adanya aktivitas literasi dari para pegiat. Dengan kolaborasi yang menjadikan literasi sebagai suatu gerakan, upaya meningkatkan minat baca akan semakin cepat terealisasi.

“Konsekuensi dari minat baca yang rendah adalah kemampuan berpikir kritis yang rendah pula. Sehingga kehadiran teman-teman pegiat literasi menjadi penting untuk mendorong indeks pembangunan literasi di Kabupaten Mamuju,” ujar Fauzan dalam sambutannya.

Menurut Fauzan, negara rutin menggelontorkan sejumlah anggaran untuk mendukung program literasi para pegiat. Hanya saja, peluang itu kerap disia-siakan.

Fauzan memahami sejumlah komunitas literasi dibentuk dengan idealisme. Tidak mengharap bantuan atau pendanaan dari pemerintah maupun pihak lain.

Akan tetapi, sambung Fauzan, jika komunitas itu berkegiatan intens dan kontinu serta mampu mengelola programnya dengan baik, lantas mengapa tidak mengambil kesempatan itu.

“Kalau kita yang merasa baik dan tau cara bekerja dengan baik, kenapa bukan kita yang tangkap (peluang, red) itu. Ketika tidak dipake teman-teman pegiat literasi, maka anggaran itu tentu akan menjadi ruang fiskal di tempat lain. Maka penting untuk kita tangkap,” terangnya.

Fauzan pun berterima kasih kepada Balai Bahasa Sulsel yang bersedia memberikan pendampingan bagi komunitas literasi di Mamuju. Dia berharap program itu dapat menjadi momen untuk memperkuat intensitas, komunikasi, dan koordinasi antara Balai Bahasa dan Dispusip Kabupaten Mamuju.

“Kita bersyukur ada Balai Bahasa yang kemudian menggandeng komunitas literasi untuk memberikan edukasi dan motivasi. Saya juga berharap, teman-teman dapat mengikutinya dengan baik dan mengambil pelajaran positif dalam kegiatan ini,” harap Fauzan.

Kasubag Umum Balai Bahasa Sulsel, Dewi Pridayanti menuturkan, pihaknya telah mengklasifikasi komunitas literasi yang sudah mendaftarkan lembaganya ke Balai Bahasa Sulsel.

Ada tiga kategori setelah dilakukan pemutakhiran data komunitas literasi, yakni predikat A, B, dan C. Komunitas literasi yang menyandang predikat A dianggap paling aktif dan memenuhi 90 hingga 100 persen dari 16 persyaratan. Sebaliknya, level B dan C hanya mampu memenuhi 50 persen ke bawah.

“Nah yang level B dan C inilah yang perlu ditingkakan kapasitanya melalui kegiatan pendampingan ini,” terang Dewi.

Menurut dia, banyak manfaat yang diperoleh jika komunitas literasi mereka terdaftar di Balai Bahasa dengan predikat A. Selain mendapat pendampingan, juga bisa menjadi penerima bantuan dari pemerintah pusat melalui Balai Bahasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *