Inflasi Naik, Prof Zudan Minta Intervensi Pasar Ditingkatkan Jelang Lebaran

waktu baca 3 menit

Mamuju – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar mencatat adanya peningkatan inflasi secara (Y-o-Y) di bulan Maret 2024.

Di periode yang sama, inflasi Sulbar hanya sebesar 2,22 persen pada bulan Februari. Namun memasuki Maret, angkanya naik 0,54 persen menjadi 2,76 persen.

Peningkatan inflasi itu dipaparkan BPS bersama Pemprov Sulbar, siang tadi. Pemaparan itu dihadiri KPw BI Sulbar, Pj. Gubernur Sulbar, dan Asisten III Setda Sulbar.

“Sulbar mengalami Inflasi tahunan Sulbar sebesar 2,76 atau terjadi peningkatan pada Maret. Inflasi ini dipicu kelompok pengeluaran makanan-minuman tembakau dengan andil 2,07 persen,” sebut Kepala BPS Sulbar, Tina Wahyufitri.

Tina menjelaskan, dari dua kabupaten yang menjadi penilaian inflasi BPS, inflasi Kabupaten Majene sedikit lebih tinggi dibanding dengan inflasi di Mamuju.

Adapun komoditas utama penyumbang inflasi, yakni beras, ikan layang telur, peningkatan harga beras disebabkan karena kekurangan stok.

“Inflasi Majene sebesar 2,84 persen sementara Mamuju 2,64 persen,” terangnya.

Menanggapi peningkatan inflasi itu, Pj. Gubernur Sulbar, Prof. Zudan Arif Fakrulloh  mengajak seluruh tim yang hadir pada rilis BPS agar dapat lebih mencermati tren inflasi Mamuju yang mengalami kenaikan.

“Secara harga pada Maret beberapa harga  mengalami kenaikan seperti daging, beras, telur dan ikan cakalang ada kenaikan sehingga memberikan andil inflasi,” kata Prof. Zudan.

Kata dia, dibandingkan dengan daerah lain, inflasi Sulbar menempati posisi ke-13. Meskipun menurutnya secara harga itu sudah baik, namun ia mnerasa tidak puas sehingga ia akan konsentrasi untuk  melakukan penurunan lagi

“Sehingga dalam waktu dekat pasar murah akan diperbanyak dan subsidi akan diperbanyak,” ucapnya.

Apalagi mendekati akhir Ramadan dan lebaran Idulfitri merupakan pekan krusial. Sehingga ia menekankan agar pada bulan April inflasi dapat ditekan.

“Saya meminta Karo Ekbang, Distapan dan TPID aktif melakukan pengecekan di lapangan. Harga harus terkendali lebih bagus lagi. Memang kalau secara rata-rata nasional kita masih di bawah nasional, namun kita ingin harga di Sulbar bisa ditekan lebih murah,” pinta Prof. Zudan.

Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Sulbar, Amujib menyampaikan bahwa pengendalian kondisi inflasi yang ada akan terus dilakukan bersama TPID .

“Terutama menjelang libur Lebaran, kami akan terus meningkat koordinasi dan intervensi yang akan dilakukan diharapkan dapat tepat sasaran,” jelas Amujib.

Dia menjelaskan, sesuai instruksi PJ Gubernur Sulbar, Prof Zudan, pihaknya akan mengintensifkan gerakan pasar murah dan subsidi melalui dinas yang ada, seperti Dinas Ketahanan Pangan bersama Dinas Perikanan dan Dinas Pertanian untuk melakukan pengendalian.

Kepala KPw BI Sulbar, Gunawan Purbowo pun menyampaikan bahwa trend inflasi Sulbar masih terbilang normal dan terkendali.

“Kami bersama OPD terkait dan pemerintah dan secara nasional inflasi Sulbar masih di bawah nasional dan itu sudah baik dan kenaikan itu masih batas wajar, karena kondisi ramadhan dan IdulFitri,” tandas Gunawan. (Advertorial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *