Tekan Inflasi, KPw BI Sulbar Imbau Warga Tak Boros Pangan dan Panic Buying
Mamuju – Masyarakat perlu lebih bijak mengonsumsi pangan. Boros pangan dan punic buying dapat memperburuk inflasi daerah.
Kepala KPw BI Sulbar, Gunawan Purbowo menjelaskan, selama ini BI dan pemerintah daerah terus berupaya menyediakan stok yang cukup guna menekan harga pangan.
Upaya itu dilakukan melalui sejumlah program. Di antaranya fasilitasi distribusi pangan langsung ke pasar, Gerakan Pangan Murah serta program lainnya. Semua upaya untuk mengantisipasi lonjakan harga yang dapat memicu inflasi.
“Itu untuk menjaga pasokan, utamanya supaya masyarakat tahu bahwa pasokan ada. Jadi tidak memicu belanja yang berlebihan atau panic buying,” ujar Gunawan di acara Obrolan Santai Bank Indonesia Bareng Media (OSBIM), petang tadi.
Gunawan mengakui, terdapat kecenderungan peningkatan harga komoditas di momen Ramadan dan Idulfitri. Namun, inflasi yang terpicu oleh kenaikan harga itu masih terbilang aman apabila masih di bawah nasional, yakni 2,75 persen.
Olehnya, KPw BI terus berupaya untuk menekan gejolak inflasi itu agar tak melewati angka nasional. Hanya saja, upaya itu butuh partisipasi aktif dari masyarakat.
Caranya, masyarakat harus menyetop boros pangan dan tidak panic buying. Perilaku menyetok pangan dalam jumlah banyak justru dapat memicu inflasi yang lebih buruk.
“Setop boros pangan dan panic buying. Ini dapat memperburuk harga, inflasi semakin meningkat,” tegasnya.
Menurut Gunawan, berbelanja wajar dapat menjaga pasokan. Dengan demikian, siklus permintaan dan ketersediaan pangan tidak akan menganggu stabilitas harga. Justru dapat menekan terjadinya inflasi yang signifikan.
“Sehingga dari sisi pasokan dijaga, tapi dari sisi permintaan juga dijaga. Jangan sampai pasokan yang sebenarnya cukup, tapi karena panic buying, bisa jadi malah membuat tidak cukup,” pungkas Gunawan.