Pacu Anak Gemar Membaca, Kepsek SDN Bone-Bone Minta Layanan Perpustakaan Keliling Dirutinkan

waktu baca 2 menit
Salah seorang siswa sedang membaca buku yang hendak dipinjamnya ketika Dispusip Kabupaten Mamuju memberikan pelayanan perpustakaan keliling di SDN Bone-Bone, Dusun Bone-Bone, Desa Bambu, Kecamatan Mamuju. Dokumentasi Saharuddin Nasrun/Reportase.

Mamuju – Dua sekolah di Kecamatan Mamuju jadi sasaran layanan perpustakaan keliling milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Mamuju hari ini.

Petugas Dispusip Mamuju pertama-tama mengunjungi SD Inpres Binanga II yang berlokasi di Jalan Poros Mamuju-Kalukku, Lingkungan Kalubibing, Kelurahan Mamunyu, Kecamatan Mamuju.

Setelah rampung, Dispusip Mamuju kembali memberikan pelayanan serupa di SDN Bone-Bone, Dusun Bone-Bone, Desa Bambu, Kecamatan Mamuju. Jarak dari sekolah pertama ke sekolah lain terbilang cukup jauh.

Peserta didik di kedua lembaga pendidikan itu memberikan respon yang sangat luar biasa. Mereka sangat antusias menyambut mobil layanan perpustakaan keliling. Setelah layanan dibuka, siswa-siswi itu langsung mengerumuni mobil layanan untuk meminjam buku.

Saking inginnya membaca, siswa di SD Inpres Binanga II memberanikan diri meminjam buku walau belum bisa membaca. Buku itu dibawa ke ibunya untuk diajari mengeja tulisan dalam buku tersebut.

Kondisi serupa terjadi pada peserta didik SDN Bone-Bone. Salah seorang guru mengajari anak didiknya membaca buku yang diambil dari mobil layanan perpustakaan keliling. Siswa itu mulai membaca kalimat per kalimat walau dengan nada terbata-bata.

Kepala SDN Bone-Bone, Amiluddin sangat mengapresiasi kehadiran layanan perpustakaan keliling itu. Menurut dia, kehadiran Dispusip Mamuju merupakan salah satu stimulus dalam memacu peserta didiknya gemar membaca buku.

“Kehadiran perpustakaan keliling tentu sangat mendorong dan memotivasi anak didik kami untuk meningkatnya minat bacanya. Saya sebagai kepala sekolah sangat mengharapkan layanan seperti ini,” ujar Amiluddin.

Melihat antusias peserta didik, Amiluddin sangat mengharapkan layanan perpustakaan tersebut lebih rutin dilaksanakan di sekolahnya. Paling tidak dua kali dalam sebulan.

“Atau sekali bisa juga dalam seminggu, karena jujur kami dan guru-guru sangat mengharapkan kehadiran layanan perpustakaan ini di sekolah kami,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *