Desa Topoyo Juara Dua Lomba Desa Pangan Aman Tingkat Nasional

waktu baca 2 menit
Kepala Balai POM di Mamuju, Suliyanto, SH., MH bersama Kepala Desa Topoyo saat memperlihatkan piagam penghargaan yang berhasil diperoleh dalam ajang lomba desa pangan aman tingkat nasional di Jakarta.

Mateng – Desa Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulbar meraih juara dua dalam lomba desa pangan aman tingkat nasional tahun 2024.

Lomba tersebut digelar Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM). Juara pertama diraih Desa Dawan Klod dari Provinsi Bali, sedangkan juara ketiga diraih Desa Hilir Muara, Provinsi Kalimantan Selatan.

Penyerahan penghargaan itu dilaksanakan di Auditorium Gedung Merah Putih Lantai 8, Kantor Badan POM RI, Jakarta Pusat, Jumat 21 Juni 2024.

Penghargaan yang diraih tidak terlepas dukungan dan komitmen Balai POM di Mamuju yang secara intens melakukan edukasi, sosialisasi, dan pengawasan di wilayah tersebut.

Kepala Balai POM di Mamuju, Suliyanto menjelaskan, lomba tersebut merupakan satu program yang sengaja dibuat Badan POM RI untuk memasifkan gerakan aman pangan di daerah.

Dalam ajang tersebut, kata Suliyanto, ada tiga kategori yang diperlombakan. Ketiganya yakni, desa aman pangan, jajanan anak sekolah, dan pasar aman. Dari tiga kategori yang diikuti, hanya satu yang berhasil meraih juara.

“Alhamulillah tahun ini kita dapat juara 2 untuk kategori desa pangan aman, yakni Desa Topoyo untuk regional tengah,” kata Suliyanto, Sabtu 22 Juni 2024.

Menurut Suliyanto, penghargaan itu didapatkan lantaran Desa Topoyo mendapat banyak poin dari berbagai kriteria dalam lomba tersebut.

Salah satunya, kata dia, Desa Topoyo mampu menerapkan program yang berkesinambungan di wilayahnya. Di antaranya membentuk kader, komunitas, serta menguji sampel secara mandiri terhadap berbagai hasil olahan pangan di Topoyo.

Kader tersebut berasal dari anggota PKK, ibu rumah tangga, dan pihak sekolah. Setelah itu, mereka membentuk komunitas dan melakukan berbagai kegiatan.

Adapun salah satu kegiatannya, yakni memberikan sosialisasi dan bimbingan teknis mengenai cara membuat produk olahan pangan yang baik.

“Baik itu pangan industri rumah tangga atau pangan yang dibuat dalam kemasan. Sehingga dipastikan makanan yang bereda di Topoyo itu aman karena dilakukan pendampingan dari kader-kader tersebut. Jadi banyak sih poinnya,” jelas Suliyanto.

Suliyanto berharap, prestasi Desa Topoya dapat menginspirasi desa lain dalam mengelola dan mengawasi produk pangan di wilayah mereka.

Bahkan, Suliyanto sudah berkomunikasi dengan para kepala daerah agar Desa Topoyo menjadi objek studi banding desa pangan aman di Sulbar.

“Jadi nanti Desa Topoyo menjadi role model desa pangan aman. Desa lain datang mempelajari dan kemudian menerapkannya di desa masing-masing,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *