DTPHP Sulbar Sambut Baik Ajakan Kolaborasi Program GNPIP Bank Indonesia
Mamuju – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (DTPHP) Sulbar mendapat kunjungan dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sulbar, Kamis 18 Januari 2024.
Kunjungan tersebut dalam rangka koordinasi program BI dengan Dinas TPHP melalui program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Kedua institusi itu pun berdiskusi di Ruang Pertemuan Oryza Sativa, DTPHP Sulbar. Sejumlah tema pembahasan mencuat. Di antaranya tentang akselerasi program pengendalian inflasi pangan yang terus didorong melalui penguatan sinergi GNPIP di Sulbar.
Deputi BI, Achmad mengatakan, BI ingin lebih berkontribusi terhadap Sulbar. Terutama dalam hal ketahanan pangan. Karena itu, pihaknya ingin menjalin kerja sama dengan Dinas TPHP Sulbar.
“Kami tidak mau jalan sendiri, kita harus sinergi untuk memajukan Sulbar. Ada banyak program yang bisa dikerjasamakan di komoditi pertanian, seperti beras, cabai, bawang maupun unggas,” kata Achmad.
Dia pun menjelaskan, program BI yang berpotensi dapat disinergikan dan dikolaborasikan, yaitu GNPIP dan program ketahanan pangan seperti digital farming yang telah dijalankan di Sulbar serta Pemberdayaan Ekonomi Pesantren melalui bidang peternakan unggas.
Selain itu, pihaknya juga ikut berkontribusi dalam Gerakan Sejuta Tanam Cabai yang telah digencarkan DTPHP Sulbar.
Kepala DTPHP Sulbar, Muhtar menyampaikan, kerja sama dengan BI merupakan langkah yang baik untuk memperkuat komoditas dan memberdayakan petani.
“Dalam menjalankan tugas itu, Dinas TPHP selama ini tidak bisa hanya mengandalkan APBN dan APBD saja,” ujar Muhtar.
Dia mengatakan, pihaknya mengapresiasi Program BI dalam Penguatan GNPIP untuk mengedepankan inovasi dalam bentuk pengembangan digital farming dalam rangka mendukung agroindustri yang berkelanjutan di Sulbar.
“Digital farming atau pertanian digital, adalah suatu konsep penggunaan teknologi digital di sektor pertanian, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan pertanian,” terangnya.
Muhtar melanjutkan, pertanian selama ini identik dengan sawah. Pihaknya mencoba meng-upgrade image bahwa pertanian sudah masuk ke dunia digital. Dengan adanya digital farming, ia berharap petani-petani milenial tumbuh dan bangkit.
“Harapannya dengan adanya digital farming, petani bisa menjadi pekerjaan (profesi) yang diminati oleh kaum muda,” ucap Muhtar. (rilis)