Kader Senter KIM Diharap Jadi Akselerator Ekonomi Digital dan Pionir Penangkal Hoaks

waktu baca 2 menit
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfoperss) Sulbar, Mustari Mula saat menjadi pemateri dalam literasi digital Senter KIM.

Mamuju – Saat ini kader Program Sekolah Internet Komunitas Informasi Komunitas Informasi Masyarakat (Senter KIM) memikul dua tanggung jawab besar.

Pertama sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi UMKM. Selebihnya, menjadi pionir cakap digital guna menangkal hoaks jelang Pemilu 2024. Senter KIM baru terbentuk di Kabupaten Mamuju dan Majene. Jumlah kader 150 orang.

Mereka melaksanakan tugas itu secara berkelindan di bawah komando Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfopers) Sulbar.

Tugas itu tentu tak mudah. Mereka harus mengedukasi masyarakat agar terbiasa menggunakan plafform digital. Tentu untuk menunjang aktivitas usaha masyarakat.

Di saat yang sama, mereka perlu memberikan informasi tentang cara menyelisik hoaks di tengah masyakat. Utamanya di media sosial (medsos). Paling penting, masyarakat tidak ikut-ukutan menyebarkan informasi bohong.

Kepala Diskominfopers Sulbar, Mustari Mula menjelaskan, program Senter KIM merupakan wujud literasi digital. Tujuannya untuk mendorong masyarakat cakap berdigital.

Di sektor ekonomi, digital merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Termasuk ikut berkontribusi dalam menekan masalah kemiskinan, mencegah stunting, anak putus sekolah, perkawinan anak, dan onflasi.

“Melalui program Senter KIM, kita juga mendorong pelaku KIM bisa mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan,” kata Mustari, Selasa 26 Desember 2023.

Khusus pemilu, kata dia, kader Senter KIM diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang cara menggunakan digital. Termasuk memenuhi etika platform digital.

Penekanan itu tentu bukan tanpa alasa. Menurut Mustari, penyebaran hoaks jelang pemilu sangat masif. Olehnya, perlu edukasi guna menangkal hoaks dari hulu ke hilir.

“Kita berharap dari program ini, di tengah persaingan ketat para kandidat pemilu dan pilkada, masyarakat tidak menjadi peyebar hoaks setelah program ini dilaksanakan,” ucap Mustari,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *