Mahasiswa KKN Tim II Undip 2023/2024 Bersama Kelompok Tani Sarana Makmur Ciptakan Pupuk Bio Organik dari Kotoran Sapi: Lingkungan Bersih, Hasil Panen Melimpah!

waktu baca 3 menit
Pembuatan pupuk dari limbah ternak oleh mahasiswa KKN UNDIP bersama dengan KTT Sarana Makmur

Reportase – Dalam upaya mewujudkan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, pemanfaatan limbah organik sebagai bahan dasar pembuatan pupuk menjadi solusi inovatif yang semakin diminati.

Salah satu sumber limbah organik yang melimpah dan potensial adalah kotoran sapi, yang dapat diolah menjadi pupuk bio organik berbasis nitrogen. Hal inilah yang dilakukan oleh salah satu mahasiswa KKN Tim II Undip bersama dengan Kelompok Tani Sarana Makmur, Desa Bengking.

Mahasiswa bersama dengan anggota kelompok tani mengolah limbah kotoran menjadi pupuk organik yang dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman.

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja monodisiplin Widya Hardianti, mahasiswi S-1 Peternakan UNDIP yang memanfaatkan limbah kotoran ternak menjadi biokompos.

Serangkaian kegiatan pelatihan pembuatan pupuk bio organik berbasis nitro dan bakteri pengurai ini dilksanakan sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 25 Juli 2024 dan 14 Agustus 2024 di KTT Sarana Makmur, Desa Bengking.

Pelatihan sekaligus sosialisasi pemanfaatan limbah kotoran ternak ini dilakukan sebagai respon terkait banyaknya kotoran sapi yang belum dimanfaatkan dengan baik. Kotoran sapi kebanyakan hanya dibiarkan disuatu lokasi dan menyebabkan pencemaran lingkungan.

Kegiatan pertama berlangsung pada tanggal 25 Juli 2024 di lokasi Kelompok Tani Sarana Makmur. Pelatihan ini diawali dengan pengkajian masalah yang dihadapi oleh para peternak, terutama terkait dengan limbah kotoran sapi yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Setelah dilakukan pengkajian, kemudian mahasiswa bersama dengan anggota Kelompok Tani Sarana Makmur menentukan alat dan bahan pendukung. Peserta kemudian dilatih untuk membuat pupuk bio nitrogen dengan menggunakan limbah kotoran sapi sebagai bahan dasar.

Pupuk ini dihasilkan melalui proses fermentasi menggunakan bakteri pengurai, yang dapat meningkatkan kandungan nitrogen dalam pupuk sehingga lebih bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman budidaya.

“Pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk bio organik bukan hanya solusi untuk masalah pencemaran lingkungan, tetapi juga merupakan langkah konkret untuk mendukung pertanian yang lebih berkelanjutan. Selain itu, teknik yang digunakan mudah dipahami masyarakat sehingga dapat diterapkan oleh para peternak di Desa Bengking” ujar Widya, Mahasiswa KKN Undip.

Foto Bersama Mahasiswi KKN TIM II UNDIP bersama dengan Kelompok Tani di Desa Bengking

Kegiatan lanjutan dari pembuatan pupuk adalah sosialisasi ke peternak lain di luar anggota Kelompok Tani Sarana Makmur. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2024, di tempat yang sama dengan kegiatan sebelumnya.

Pada kesempatan ini, mahasiswa KKN bersama Kelompok Tani Sarana Makmur memaparkan hasil pembuatan pupuk bio kompos yang telah diproduksi pada tahap sebelumnya.

Selain itu, kegiatan ini juga difokuskan pada sosialisasi kepada peternak lain di luar anggota Kelompok Tani Sarana Makmur. pelatihan ini sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada peternak tentang cara memanfaatkan limbah ternak secara efektif.

Sosialisasi ini meliputi pengenalan terhadap hasil pupuk bio organik yang telah dibuat, cara penggunaannya, serta manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan pupuk tersebut.

Widya memimpin pemaparan ini dengan menjelaskan bahwa pupuk bio organik yang dihasilkan dari limbah ternak dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang seringkali lebih mahal dan kurang ramah lingkungan.

“Kami berharap program ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi dapat menjadi awal dari gerakan yang lebih besar dalam pengelolaan limbah ternak yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” pungkasnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan baru bagi para peternak dalam memanfaatkan limbah ternak secara optimal, serta mendukung peningkatan hasil pertanian yang lebih baik dan lebih ramah lingkungan.