Mahasiswa KKN Undip Edukasi Warga Cara Manfaatkan Limbah Minyak Jelantah Jadi Cairan Pembersih Lantai
Reportase– Hingga saat ini, minyak jelantah masih menjadi limbah dengan jumlah yang cukup banyak dihasilkan terutama dari sektor rumah tangga. Kebanyakan rumah tangga di Indonesia masih membuang minyak goreng bekas pakai (memasak).
Dikutip dari katadata.com, sebanyak 64,3% dari 140 responden survei pengguna minyak goreng masih membuang minyak goreng setelah digunakan.
Jika dikumpulkan dan dikalkulasikan, minyak jelantah yang dihasilkan dari rumah tangga dapat mencapai angka 7,8 juta Liter.
Terdapat beberapa alasan minyak jelantah tersebut masih seringkali dibuang, diantaranya tidak tahu cara memanfaatkannya, tidak ada yang mau membeli atau tidak tahu dapat dijual dimana, tidak ingin kerepotan, minyak bekas berbahaya, dan lain sebagainya.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu diketahui bagaimana cara mengolah kembali minyak jelantah agar tidak dibuang begitu saja. Berangkat dari permasalahan tersebutlah yang membuat Umi Kulsum mahasiswi S1 Kimia Universitas Diponegoro membuat usulan program berjudul “Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah menjadi Cairan Pembersih Lantai”
Program ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada ibu-ibu rumah tangga, khususnya di Desa Selokaton Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar bahwa minyak jelantah bekas pakai tidak seharusnya langsung dibuang, tetapi dapat dimanfaatkan menjadi produk rumah tangga yang lebih bermanfaat.
Sekaligus mengajak ibu-ibu rumah tangga di Desa Selokaton untuk ikut berpartisipasi dalam usaha untuk mengurangi jumlah limbah minyak jelantah yang dibuang ke lingkungan yang mana dapat menimbulkan dampak buruk dan merugikan.
Kegiatan pemaparan mengenai pembuatan cairan pembersih lantai dari minyak jelantah dilaksanakan di Dusun Selokaton Rt 03 dan 04 Desa Selokaton, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar bersama ibu-ibu rumah tangga sekitar.
Program kerja dimulai dengan pembagian leaflet tentang pembuatan pembuatan cairan pembersih lantai dari minyak jelantah yang berisi informasi seputar bahan baku dan manfaat produk, disusul dengan alat dan bahan yang dibutuhkan serta prosedur pembuatan cairan pembersih lantai.
Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung dari ibu-ibu pkk yang terdiri dari 4-5 orang. Kegiatan berlangsung dengan cukup baik dan lancar. Beberapa dari ibu-ibu peserta program juga menanyakan terkait pembuatan cairan pembersih lantai dari minyak jelantah, utamanya terkait bahan-bahan yang digunakan. Umi juga mengingatkan kepada ibu-ibu, ketika akan melakukan pembuatan cairan pembersih lantai harus menggunakan alat pelindung seperti masker dan sarung tangan latex.
Hal ini diperlukan karena bahan pembuatan cairan pembersih lantai yang digunakan mengandung bahan kimia yang perlu perhatian lebih ketika digunakan yaitu soda api. Walaupun demikian, ibu-ibu peserta tidak merasa ketakutan atau kerepotan untuk mencoba membuat cairan pembersih lantai.
Diakhir program, Umi memberikan produk yang dihasilkan yaitu cairan pembersih lantai untuk seluruh ibu-ibu yang ikut serta dalam kegiatan. Diharapkan dengan dilaksanakannya program ini, dapat membuat ibu-ibu rumah tangga di Desa Selokatontra lebih memilih untuk tidak membuang minyak jelantah bekas pakainya dan memanfaatkannya menjadi produk yang lebih berguna seperti dijadikan produk cairan pembersih lantai .
Dengan bantuan modul dan leaflet serta pemaparan yang telah dilakukan oleh Umi , diharapakan pula ibu-ibu rumah tangga dapat mencoba membuat cairan pembersih lantai ini di rumah masing-masing.
Sehingga, selain mengajak ibu-ibu untuk berpartisipasi dalam mengurangi jumlah limbah minyak jelantah, program ini dapat menjadikan masyarakat Desa Selokaton khususnya ibu-ibu rumah tangga untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengolah limbah minyak jelantah.
Tidak hanya itu, dimasa yang akan datang mungkin ibu-ibu PKK di Desa Selokaton dapat menjadikan cairan pembersih lantai ini sebagai wadah penambah penghasilan baik secara pribadi atau pun perkumpulan yang mampu menambah kegiatan bagi Ibu-Ibu Di Desa Selokaton.