Program Maccarita Episode Pertama, Dispusip Ulas Cara Memantik Minat Baca Siswa SMPN 2 Mamuju
Mamuju – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Mamuju menyasar SMPN 2 sebagai titik perdana implementasi program Maccarita atau Maccaqaq Literasi.
Di episode pertama itu, Dispusip Mamuju menghadirkan seorang tenaga pendidik, sekaligus penggerak literasi di SMPN 2 Mamuju, A. Nuur Taufiq.
Diskusi itu berlangsung di SMPN 2 Mamuju dan membahas tentang realitas literasi di sekolah. Mulai dari bagaimana kondisinya? Idealnya harus seperti apa? Dan berbagi cerita tentang berbagai program literasi yang ada di sekolah tersebut.
Tak cuma itu, mereka pun membahas isu penting tentang harapan dan mimpi mereka untuk literasi di Kabupaten Mamuju. Pembahasan-pembahasan itu diunggah Dispusip Mamuju melalui akun Youtube-nya, Senin 8 April 2024.
A. Nuur Taufiq mengungkapkan, pihak sekolah banyak melakukan penelitian guna mencari tahu tingkat literasi para pelajar. Salah satunya melakukan analisis terhadap beberapa sampel peserta didik di sekolah tersebut.
“Hasilnya di tahun 2023 tingkat literasi tergolong cukup rendah. Tapi alhamdulillah saat ini sudah ada peningkatan yang awalnya merah sekarang hijau. Banyak kegiatan dan trik yang kami lakukan untuk meningkatkan literasi,” ujar Taufiq.
Dia menjelaskan, perubahan yang siginifikan itu dipicu berbagai hal. Selain menyediakan buku bacaan, pihak sekolah juga menerapkan sejumlah metode yang dapat memantik literasi sebelum proses belajar berlangsung.
Kata Taufik, saat mengajar, tenaga pendidik tidak langsung masuk dalam topik pembahasan materi. Namun, memancing minat literasi murid dengan sejumlah argumentasi yang berkaitan dengan mata pelajaran tersebut.
“Kalau menyuruh membaca saja tanpa memancing minat mereka untuk membaca, itu sulit. Nah itu yang kami ubah, sehingga kami memancing minat literasi mereka melalui pertanyaan,” terangnya.
Dia kemudian mempraktikkan metode itu kepada peserta didik yang hadir dalam program tersebut. Taufik memulainya dengan sebuah pertanyaan.
“Contoh, tahu tidak bahwa bangau bermigrasi setiap tahunnya. Nah bagaimana caranya bangau agar tidak tersesat? Apakah bangau punya GPS? Nah ini tentu memunculkan pernyataan,” urai Taufik.
Setelah itu, Taufik kemudian menjelaskan jawaban dari pernyataan tersebut. Namun, tidak sampai di situ saja. Taufik kemudian meminta peserta didik untuk mencari tahu apakah jawaban itu benar.
Caranya, Taufik meminta para peserta didik untuk membaca masing-masing buku pelajarannya untuk mencocokkan jawaban itu dengan materi yang ada dalam buku mereka.
“Pasti dia akan cari tahu. Jadi, bangun minatnya dulu. Jangan buat mereka (pelajar, red) seolah-olah membaca lagi, membaca lagi,” jelas Taufik.
Selain itu, pihak sekolah pun sedang fokus melakukan pengadaan buku-buku bacaan. Hal itu disebabkan, banyak buku yang rusak akibat gempa bumi di tahun 2021 lalu. Tak cuku buku pelajaran, namun buku-buku yang beragam genre yang dapat memantik minat baca peserta didik.
“Itu yang akan kami lakukan ke depannya. Nah, ada sudut baca yang sudah dibahas oleh kepala sekolah bebera waktu lalu,” imbuh Taufik.
Sebelumnya, Kepala Dispusip Mamuju, Fauzan Basir telah menerangkan, program Maccarita sengaja dibuat sebagai sarana komunikasi untuk membahas perkembangan literasi di Kabupaten Mamuju.
“Program ini kita inisiasi untuk mendiskusi berbagai hal terkait perkembangan literasi di Kabupaten Mamuju,” beber Fauzan.
Tak cuma itu, program tersebut juga akan membahas mengenai aktivitas literasi di daerah ini. Mulai dari lembaga pendidikan, komunitas literasi hingga ke tingkat desa.
“Untuk itu saya berharap kepada kita semua untuk memberikan supporting menyaksikan program ini di kanal Youtube Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Mamuju,” tandasnya.