Cegah Stunting Sebelum Genting, Mahasiswa KKN UMK Edukasi Ibu Hamil dan Balita di Desa Kedungbulus

waktu baca 3 menit

Jateng – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muria Kudus (UMK) menggelar edukasi mengenai pencegahan stunting di Posyandu Margabasuki, Desa Kedungbulus pada sabtu, 31 Agustus 2024.

Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu hamil dan balita, tentang pentingnya gizi seimbang dalam mencegah pertumbuhan anak terhambat.

Acara sosialisasi ini dihadiri oleh sejumlah narasumber, termasuk bidan desa dan juga dihadiri oleh Sakhowatin Nufus, S.Tr.Gz selaku Dinkes kota kudus. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Utamanya ibu hamil dan balita, tentang pentingnya gizi seimbang dalam mencegah pertumbuhan anak terhambat serta memberikan edukasi terkait bahaya stunting, penyebab, serta upaya pencegahannya melalui pemenuhan gizi yang tepat.

Mahasiswa KKN UMK TIM 1 yang terlibat dalam acara ini di antaranya adalah Mohammad Ghufron (Program Studi Teknik Informatika), Indra Cipta Pratama ( Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris), Nanda Aynullutfihana (Program Studi Sistem Informasi), Virly Zahlia Savitri (Program Studi Manajemen), Ginasti Mareta Rahayu (Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia).

Selain itu ada juga Natasha Alya Mekarum (Program Studi Psikologi), Mochamad Bisri (Program Studi Ilmu Hukum), Nanda Adiwignya (Program Studi Teknik Mesin), Anisa Tri Purnamasari (Program Studi Manajemen), Sigit Rycho Prastyo (Program Studi Manajemen), Moh Afdholun Najma (Program Studi Manajemen), Nur Ludfi Fuadana (Program Studi Ilmu Hukum).

Dalam acara tersebut, Sakhowatin Nufus seorang ahli gizi dari Dinas Kesehatan Kota Kudus, memberikan pemahaman mendalam mengenai stunting. Beliau menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat akibat kekurangan gizi kronis sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Akibatnya, anak akan memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak seusianya.

“Untuk mencegah stunting, kita harus fokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)”, ujar Sakhowatin.

Menurut dia, periode ini sangat krusial bagi pertumbuhan anak. Dengan memberikan nutrisi yang cukup dan berkualitas sejak dalam kandungan, memberikan ASI eksklusif, serta makanan pendamping ASI yang bergizi, kita dapat mencegah stunting.

Selain itu, Sakhowatin juga menekankan pentingnya deteksi dini stunting.

“Orang tua harus rutin membawa anak ke posyandu untuk dilakukan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan.

Dengan deteksi dini, kita dapat segera memberikan intervensi yang tepat untuk mencegah dampak buruk stunting pada jangka panjang,” terangnya.

Perwakilan dari mahasiswa KKN Tim 1, Nanda Aynullutfihana berharap agar sosialisasi itu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Kedungbulus tentang pentingnya gizi bagi tumbuh kembang anak.

“Dengan demikian, diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting dan memberikan generasi muda masa depan yang cerah,” harap Nanda Aynullutfihana.

Sebagai bentuk dukungan nyata, Tim KKN UMK tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga menyalurkan paket makanan tambahan (PMT) bergizi kepada balita. Paket PMT yang berisi puding roti tawar, telur, buah jeruk, dan pisang ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak.

Selain itu, pembagian brosur tentang pencegahan stunting diharapkan dapat menjadi referensi bagi masyarakat dalam memberikan asupan gizi yang optimal bagi anak-anak mereka.

Kegiatan sosialisasi ini mendapat sambutan positif dari masyarakat.

“Saya sangat senang dengan kegiatan ini. Pengetahuan yang saya dapatkan sangat berharga, terutama mengenai cara mencegah stunting. Selain itu, bantuan makanan tambahan ini sangat membantu dalam meningkatkan gizi anak-anak kami,” kata salah seorang peserta.

Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh 9 ibu hamil, dan 25 ibu balita. Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan berharap ilmu yang diperoleh dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan angka stunting di Desa Kedungbulus dapat terus menurun dan generasi mendatang tumbuh sehat dan cerdas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *