JSM Dorong Pelestarian Budaya Mandar Lewat Sandeq dan Sayyang Pattudu

waktu baca 2 menit
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar nomor urut 03, Suhardi Duka dan Mayjen TNI (Purn) Salim S. Mengga (SDK-JSM) saat tampil dalam debat ketiga Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar di Kabupaten Majene, Rabu 20 November 2024.

Majene – Calon Wakil Gubernur Sulawesi Barat nomor urut 3, Mayjen TNI (Purn) Salim S. Mengga (JSM), menegaskan bahwa Sandeq dan Sayyang Pattudu merupakan warisan budaya yang menjadi identitas masyarakat Mandar.

Hal ini disampaikan dalam debat ketiga calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar yang diselenggarakan oleh KPU Sulbar di Majene, Rabu (20/11), dengan tema sosial dan budaya.

Menurut JSM, Sandeq, perahu tradisional Mandar, mencerminkan keberanian dan kepercayaan diri yang menjadi ciri khas masyarakat Mandar.

“Budaya Sandeq memberikan nilai rasa percaya diri dan keberanian untuk mengarungi samudra tanpa kompas, hanya mengandalkan bintang. Ini adalah simbol kekuatan orang-orang Mandar,” ujar JSM.

JSM juga menjelaskan nilai historis dan religius dari Sayyang Pattudu. Tradisi ini pada awalnya dilakukan oleh golongan bangsawan untuk memperlihatkan anak-anak mereka yang telah memasuki usia balig.

Namun, setelah Islam hadir, tradisi ini menjadi bagian dari syiar agama, memberikan motivasi kepada anak-anak untuk menyelesaikan pendidikan agama.

“Sayyang Pattudu kini menjadi simbol kebanggaan bagi anak-anak yang tamat mengaji. Ini adalah motivasi bagi mereka untuk belajar agama dengan baik dan menjadi kebanggaan keluarga dan masyarakat saat dewasa,” jelasnya.

JSM menekankan pentingnya melestarikan nilai-nilai ini dan mengajarkannya kepada generasi muda.

Salah satu caranya adalah membiasakan anak-anak untuk mengenal budaya Sandeq dengan praktik langsung, seperti berlayar di pantai menggunakan perahu tradisional tersebut.

“Nilai-nilai ini tidak hanya memperkuat identitas budaya kita, tetapi juga membangun karakter generasi muda Sulawesi Barat,” tegas JSM.

Melalui komitmen pasangan SDK-JSM, budaya seperti Sandeq dan Sayyang Pattudu akan terus dijaga, dilestarikan, dan diwariskan sebagai bagian dari pembangunan sosial budaya di Sulawesi Barat.