Setelah 20 Tahun, Desa Margoyoso Kembali Menanam Mangrove Berkat Edukasi Mahasiswa KKN 38 UMK
Jateng – Mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) yang tengah menjalani KKN di Desa Margoyoso, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati berhasil menciptakan dampak positif dalam upaya mencegah perubahan iklim melalui program penanaman mangrove.
Program itu dilaksanakan pada Selasa, 3 September 2024. Tujuannya untuk melestarikan ekosistem pesisir, sekaligus memitigasi dampak perubahan iklim di wilayah pantai yang semakin rentan terkena abrasi dan kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim global.
Program ini tidak hanya sekadar kegiatan lingkungan, tetapi juga melibatkan aspek edukasi dan pemberdayaan masyarakat setempat. Tim KKN 38 Desa Margoyoso berkolaborasi dengan perangkat desa dan Babinsa untuk memperkenalkan manfaat mangrove sebagai ekosistem yang penting bagi wilayah pantai.
Mangrove berfungsi sebagai habitat alami bagi berbagai spesies laut, mengurangi dampak gelombang besar, serta menjadi penyerap karbon alami yang membantu menekan laju pemanasan global.
Dalam kegiatan penanaman tersebut, tim KKN berhasil menanam kurang lebih 130 bibit mangrove di sepanjang pesisir pantai Desa Margoyoso. Upaya ini diharapkan mampu mengembalikan fungsi ekologis pantai sekaligus mendukung ketahanan lingkungan.
Kepala Desa Margoyoso, Subiyono menyampaikan apresiasi yang besar terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN.
“Saya ucapkan terima kasih kepada tim KKN karena sudah melaksanakan kerja nyata berupa penanaman mangrove di Desa Margoyoso. Memang program ini bukan hal baru, sudah pernah dilakukan sekitar 20 tahun lalu, tapi terbentur aturan pemerintah daerah terkait perizinan pembukaan lahan, sehingga program itu tidak berkelanjutan. Saya berharap kali ini program ini tidak gagal dan bisa terus berlanjut,” ujar Subiyono.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Desa Margoyoso untuk melanjutkan agenda pelestarian lingkungan yang lebih berkelanjutan. Mangrove, selain sebagai penahan abrasi pantai, mangrove juga memiliki fungsi lain yang tidak kalah penting, yaitu sebagai penyerap karbon yang efektif.
Dengan laju perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan, penanaman mangrove ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca serta menjaga keanekaragaman hayati di kawasan pesisir.
Dewi Syafa’ati, selaku koordinator menyatakan bahwa program ini merupakan salah satu dari sekian banyak kegiatan KKN-UMK 2024.
“Ini salah satu kegiatan dari KKN-UMK 2024 yaitu penanaman mangrove di Margoyoso. Kami juga berharap melalui program ini, masyarakat dapat lebih peduli terhadap lingkungan dan secara aktif terlibat dalam merawat ekosistem pesisir,” terang Dewi.
Semangat dari generasi muda dan kolaborasi lintas sektor diharapkan mampu membawa perubahan yang positif bagi lingkungan Desa Margoyoso. Harapannya, penanaman mangrove ini akan terus dipantau dan dikembangkan, sehingga dampak positifnya bisa dirasakan dalam jangka panjang. Dengan demikian, upaya ini tidak hanya berhenti pada tahap penanaman, tetapi menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih sehat.