DBD Sulbar Tembus 1.313 Kasus, Gagalnya Upaya Pencegahan Jadi Salah Satu Penyebab

waktu baca 2 menit
Ilustrasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dokumentasi Jawa Pos.

Mamuju – Hingga Juli ini, Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Sulbar sudah mencapai 1.313 kasus.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulbar, dr. Asran Masdy, Minggu 14 Juli, kemarin. Dia bahkan menyebutkan, dua kasus di antaranya menyebabkan kematian.

Olehnya karena itu, dr. Asran meminta kasus DBD jadi perhatian bersama. Dibutuhkan keterlibatan seluruh pihak untuk melakukan langkah preventif atau pencegahan.

“Peningkatan kasus di bulan Mei dan Juni terjadi di Kabupaten Polewali Mandar, di wilayah Puskesmas Campalagian, Katumbangan, Pekkabata,” ungkap dr Asran.

Kata dia, peningkatan DBD ini menjadi kajian bersama Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten.

“Jadi itu tak lain dan tak bukan kelalaian kita melakukan pencegahan. Baik dari kebersihan maupun keteraturan di rumah dan di luar rumah,” bebernya.

dr. Asran mengungkapkan, sebagaimana arahan Pj. Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin agar persoalan DBD diseriusi.

Peningkatan kasus DBD tidak lain karena kurangnya kepedulian terhadap lingkungan. Masih berserakannya sampah di enam kabupaten, khususnya di wilayah perkotaan.

“Genangan ini berkaitan pula dengan pesan Gubernur untuk setiap warga memperhatikan dan peduli lingkungan. Persoalan sampah perlu kita tangani bersama. Di sini salah satu sumbernya penyebab DBD,” ucap dr. Asran.

Pihaknya memastikan penyuluhan dan berkoordinasi dengan kabupaten untuk menggencarkan sosialisasi serta mengedukasi masyarakat dalam mencegah DBD.

Upaya lain melakukan fooging, hanya saja enam kabupaten mendapat kendala terbatasnya melakukan fogging. Sehingga, kata dr. Asran,  Dinkes di enam kabupaten hanya menyasar titik titik rawan di mana kasus DBD ditemukan. (*)