Distribusi Logistik Pemilu di Wilayah Terpencil Bakal Dipercepat

waktu baca 2 menit
Ketua KPU Kabupaten Mamuju, Ido Upe menjelaskan jenis dan jumlah logistik pemilu di Mamuju/dokumentasi reportase.

Mamuju – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mamuju akan mempercepat pendistribusian logistik Pemilu 2024 di wilayah terpencil.

Pertimbangannya, proses distribusinya lebih sukar daripada wilayah lainnya. Akses transportasi yang sulit menyebabkan waktu distribusi juga lebih lama. Ditambah lagi kondisi cuaca yang kerap menjadi kendala.

Sehingga, percepatan itu dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap sejumlah potensi yang dapat menghambat proses distribusi.

Ketua KPU Mamuju, Ido Upe mengungkapkan, percepatan distribusi itu akan dilakukan di sejumlah kecamatan, di antaranya Desa Bela dan Kopeang yang berada di Kecamatan Tapalang. Wilayah lainnya Kecamatan Balabalakang, Kalumpang, dan Tommo.

“Untuk wilayah emergency, akan dipercepat. Kami proyeksi distribusi logistik untuk Kecamatan Balabalakang di tanggal 7 Januari. Kalau Bela-Kopeang dan Kalumpang tanggal 10 Januari. Daerah yang aksesnya mudah di tanggal 13 Januari,” ujar Indo Upe, siang tadi.

Dia menjelaskan, lokus kerja KPU belum masuk dalam tahapan distribusi. Pembahasan spesifik mengenai tahapan itu akan digelar dalam bentuk rapat koordinasi (rakor).

Di sana, kata dia, akan menghadirikan seluruh unsur adhoc KPU guna memastikan kesiapan penyelenggara dalam mendistibusikan logistik pemilu.

“Untuk teknis memang kita belum masuk. Nanti akan digelar dalam rakor untuk membahas lebih detail lagi tentang distribusi. Tapi untuk distribusi di wilayah emergency, sudah kami planning di tanggal itu,” terangnya.

Sebagai pengawas, Bawaslu Kabupaten Mamuju juga telah melaksanakan rakor pengawasan pengadaan dan pendistribusian logistik pemilu. Dihadiri para panwascam beberapa waktu lalu di d’Maleo Hotel & Convention.

Salah satu pembahasannya, mengenai intensifikasi pengawasan terhadap distribusi logistik di wilayah terpencil. Diharap, pengawas pemilu dapat lebih siap menghadapi tantangan itu.

“Semua hal yang berpotensi rawan penyalahgunan harus mereka pahami. Misalnya logistik itu diangkut dan dibongkar (akibat distribusi sulit, red), mereka harus paham administrasinya. Buatkan berita acara, diawasi,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *