Ditegaskan Sutinah, Tidak Ada Istilah Pendatang di Mamuju
Mamuju – Calon Bupati Mamuju, Sutinah Suhardi melaksanakan kampanye terbatas di Desa Salutiwo, Kecamatan Bonehau, Senin 28 Oktober 2024.
Setibanya di lokasi, Sutinah disambut antusias oleh warga yang hadir dari berbagai latar belakang suku, termasuk komunitas asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memberi kalungan kain tenun khas Kupang sebagai tanda penghormatan.
Desa Salutiwo, yang menjadi tempat tinggal bagi masyarakat dari beragam daerah di Indonesia, memiliki ikatan kuat dengan budaya transmigrasi. Sutinah mengaku tersentuh dan bangga dengan sambutan hangat dari masyarakat setempat.
“Kain dari Kupang NTT yang saya pakai ini adalah tanda kebanggaan masyarakat Desa Salutiwo. Tidak perlu jauh-jauh ke NTT untuk mendapat kain tenun dari sana, cukup datang ke Salutiwo,” ujar Sutinah.
Derek, seorang tokoh masyarakat asal Kupang di Desa Salutiwo, berharap Sutinah terus memperhatikan masyarakat transmigran di wilayah ini. Ia menyebut Sutinah telah memberikan perhatian besar kepada masyarakat yang berasal dari luar daerah namun kini menetap di Mamuju.
“Kami berharap Ibu Sutinah bisa terus melanjutkan program-programnya yang menyentuh langsung masyarakat seperti kami di daerah ini,” kata Derek.
Sutinah menekankan komitmennya untuk mempertahankan dan memperluas program kesejahteraan masyarakat yang inklusif, serta menjaga kerukunan antaragama dan budaya.
Tahun lalu, pada Januari 2023, Sutinah menerima penghargaan dari Kementerian Agama RI atas dukungan dan partisipasinya dalam program kerukunan umat beragama di Sulawesi Barat.
“Kebersamaan ini adalah bukti bahwa Mamuju dapat menjadi rumah yang aman dan sejahtera bagi masyarakat dari berbagai suku dan budaya,” tambah Sutinah.
Ia juga mengatakan di Mamuju ini tidak ada istilah pendatang, sebab, siapapun yang tinggal di Mamuju maka dia adalah orang Mamuju.
”kita di Mamuju ini tidak ada istilah pendatang, siapapun yang minum air Mamuju maka dia adalah masyarakat Mamuju” ucapnya. (*)