Mahasiswa KKN Tim II Undip Katrin Berliany Dorong Transformasi UMKM Desa Lewat Pembayaran Digital QRIS

waktu baca 3 menit
Foto bersama pelaku UMKM Desa Geneng, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.

Reportase, Semarang – Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro, Katrin Berliany mengadakan program sosialisasi bertajuk “Transformasi UMKM Desa melalui QRIS: Solusi Pembayaran Masa Kini”.

Sosialisasi itu dilaksanakan dalam rangka memajukan perekonomian lokal dan membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Geneng, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Utamanya dalam mengakselerasi penggunaan teknologi dalam pengelolaan keuangan modern.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Universitas Diponegoro di Desa Geneng pada tanggal 25 Juli 2024.

Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS merupakan standar pembayaran digital yang dirancang untuk memudahkan proses transaksi melalui satu kode QR. Dalam sosialisasi ini, Katrin Berliany menjelaskan bahwa penerapan QRIS di UMKM desa akan membantu memperluas akses pasar, memudahkan transaksi, dan meningkatkan efisiensi operasional usaha kecil.

“Di era digital ini, UMKM desa harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi pembayaran agar tidak tertinggal. QRIS adalah solusi yang tepat karena mudah, cepat, dan aman,” ujar Katrin.

Program ini bertujuan untuk memperkenalkan QRIS kepada para pelaku UMKM di Desa Geneng, yang sebagian besar masih menggunakan metode pembayaran konvensional. Dengan penerapan QRIS, pelaku usaha tidak hanya dapat melayani transaksi tunai, tetapi juga non-tunai melalui berbagai aplikasi dompet digital yang terintegrasi.

“Kami berharap UMKM di desa ini bisa lebih maju dengan menggunakan teknologi yang memudahkan pembeli untuk bertransaksi tanpa harus membawa uang tunai,” tambahnya.

Kegiatan ini berlangsung dengan antusias, diikuti oleh pelaku UMKM setempat. Mereka diajarkan langkah-langkah praktis dalam mengadopsi QRIS, mulai dari cara mendaftar hingga menggunakannya dalam transaksi harian.

Sosialisasi ini juga melibatkan perwakilan dari bank lokal yang siap membantu pelaku UMKM untuk mendaftar QRIS dan memberikan dukungan teknis terkait penggunaannya. Salah satu pelaku UMKM yang hadir, Ibu Rina, pemilik laundry di desa tersebut, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim KKN.

“Dengan adanya QRIS, saya merasa lebih mudah melayani pelanggan, terutama anak-anak muda yang lebih suka bayar pakai dompet digital. Selain itu, saya jadi tidak perlu khawatir kekurangan kembalian,” ungkapnya.

Penerapan QRIS di UMKM desa diharapkan dapat mendorong peningkatan inklusi keuangan di daerah pedesaan. Melalui transformasi digital ini, pelaku usaha bisa lebih siap menghadapi tantangan ekonomi modern dan membuka peluang baru, baik dari segi pemasaran maupun kemudahan transaksi. Katrin menekankan pentingnya konsistensi dalam penggunaan QRIS agar dampaknya dapat dirasakan secara maksimal.

Program kerja KKN ini mendapat dukungan dari pemerintah desa dan masyarakat setempat, yang melihat QRIS sebagai salah satu terobosan penting dalam memodernisasi sektor UMKM di pedesaan.

“Kami sangat mendukung program ini karena membantu UMKM di desa kami lebih maju dan siap bersaing di era digital. Kami berharap kegiatan ini bisa terus dilanjutkan dan lebih banyak pelaku usaha yang ikut serta,” ujar Kepala Desa Geneng.

Dengan program ini, Universitas Diponegoro terus menunjukkan komitmennya dalam berkontribusi nyata bagi pengembangan ekonomi daerah melalui pemberdayaan teknologi di sektor UMKM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *